Sebuah film yang aku suka.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup. Melawan mainstream hingga terkesan aneh. Ia dijauhi orang. Cerita yang disampaikan mengalir pelan. Sangat menikmatinya.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup. Melawan mainstream hingga terkesan aneh. Ia dijauhi orang. Cerita yang disampaikan mengalir pelan. Sangat menikmatinya.
George Zinavoy (Freddie Highmore) tidak mempercayai atau melakukan apapun tugasnya. Tidak melakukan
sama sekali tepatnya. Ia berpikir itu tidak mengubah sama sekali
kehidupannya atau kehidupan yang lain.
Ia takut hidup.
Ia takut hidup.
Bakat terbesar George adalah menggambar dan melukis. Dan melalui coretan-coretan pena-nya, ia tumpahkan segala ke-pesimis-an hidup. Menggambar tanpa kenal waktu dan tempat. Di kelas; di kamar.
Ia bertemu dengan Sally Howe (Emma Roberts) di lantai atas gedung kampusnya. Ia menyelamatkan Sally dari hukuman karena kedapatan merokok. Namun buru-buru Sally membuang rokoknya dan George dengan segera menyalakan rokok.
Sally adalah anak dari seorang single parent. Ayahnya pergi meninggalkan ia dan ibunya.
Kehidupan orang tua yang sedikit buruk. Pengalaman yang berat.
Ayah tiri George memanfaatkan harga benda milik Ibunya untuk sesuatu; berjudi?. Hingga habis semua harta terjual atau tergadaikan. Termasuk apartemennya. Dari situ George mulai bangkit untuk memperbaiki keadaan. Ia lantas menerima pilihan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru-gurunya agar ia bisa lulus kuliah. Tugas selama setahun dalam tiga minggu! Demi mendapat gelar sarjana dan penghidupan masa depan.
Ayah tiri George memanfaatkan harga benda milik Ibunya untuk sesuatu; berjudi?. Hingga habis semua harta terjual atau tergadaikan. Termasuk apartemennya. Dari situ George mulai bangkit untuk memperbaiki keadaan. Ia lantas menerima pilihan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru-gurunya agar ia bisa lulus kuliah. Tugas selama setahun dalam tiga minggu! Demi mendapat gelar sarjana dan penghidupan masa depan.
Apakah ia lulus? Jawabannya, IYA! Tidak ada yang mustahil!
Suatu ketika George memutuskan hubungan dengan sahabat kentalnya, Sally setelah Sally bercanda soal maukah ia (George) berhubungan seks dengannya. George tidak menyukai candaan itu. Ia berpaling. Tidak menjawab telepon Sally. Juga Dustin, senior di sekolahnya yang udah lulus dan jadi pelukis. Dustin pun memanfaakan momen itu untuk menjadikan Sally sebagai pacarnya. Dustin menyukai Sally sejak ia berkunjung ke tempat tinggalnya bersama George.
Namun akhirnya mereka bersatu kembali. Sally membatalkan untuk bepergian dengan Dustin ke Eropa. Ia mendatangi kampus dan menemui George di ruang seni. Lukisan George mendapat tanggapan positif dari guru seni-nya. Lukisan wajah Sally yang cantik. George menggandeng tangan Sally. Ending yang apik!
Oya, kupikir pemeran Vivian Sargent (ibu George -Rita Wilson-) mirip dengan seorang kawan, Aida Vyasa. Hehehe
Quote's
Kau berpikir ini sudah terlambat dan kau menjadi seorang fatalis (percaya nasib). Dan tidak akan peduli untuk apapun juga (berbuat apa-apa/melakukan sesuatu)
00:05:10
Saya memiliki masalah nyata.. Dengan Motivasi
~George 00:05:43
00:05:10
Saya memiliki masalah nyata.. Dengan Motivasi
~George 00:05:43
Sumber gambar dari google.
Surakarta, 22 Juni 2013
7/10
Surakarta, 22 Juni 2013
7/10
0 komentar:
Posting Komentar