Rabu, 04 Maret 2015

Resensi Film Life of Pi (2012)

Kisah film Life of Pi hampir mirip dengan novel Robinson Crusoe-nya Daniel Defoe. Petualangan laut. Terombang-ambing dan sempat terdampar di pulau asing (terpencil). Hingga akhirnya selamat sampai daratan.

Pi terombang-ambing di tengah lautan Samudera Pasifik bersama Harimau Bengal-nya. Setelah kapal kargo Jepang yang ditumpangi bersama keluarganya terserang badai. Seluruh keluarganya meninggal (meski belum tentu juga, karena tidak ada kelanjutan kisah meninggal atau tidak). Hanya Pi dan beberapa hewan saja yang selamat.

Ayah Pi adalah pemilik kebun binatang di India. Karena tanah milik pemerintah, akhirnya ayah Pi memutuskan untuk pindah ke Kanada. Ada tawaran kerja di sana. Seluruh binatang dibawanya, tentunya keluarga juga diboyong. Hingga suatu malam badai datang. Para kelasi mencoba menyelamatkan sebisa mereka selamatkan.

Pi masuk ke sekoci bersama zebra yang terlempar ke sekoci. Ketika cuaca sudah tenang, terlihatlah seekor orang utan mendekat ke sekoci. Ternyata di dalam sekoci ada heyna yang ganas. Heyna itu menyerang zebra dan tewaslah zebra. Kemudian orang utan itu juga berusaha mengusir heyna  Namun malang, ia juga diserang heyna dan mati. Ternyata lagi, dalam sekoci ada harimau bengal yang tiba-tiba menyerang heyna. Dan heyna pun mati. Pi merasa ketakutan, hingga ia akhirnya memisahkan diri dari sekoci. Petualangan seru dimulai dari sini. Bagaimana Pi menjinakkan harimau bengal itu dan mencari ikan-ikan buat makan. Hingga ia berhasil menjinakkannya.

Mereka mencoba bertahan hidup, sampai mereka terdampar di suatu pulau. Ada yang aneh dalam pulau itu. Ketika siang pulau itu sungguh indahnya, namun pada malam hari seperti seluruh kehidupan di daratan (pulau) terenggut entah oleh apa. Hingga Pi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan keterombang-ambingan dengan sekocinya.

Sampailah di sebuah pantai Meksiko dan ditolong penduduk setempat. Namun si Harimau Bengal pergi begitu saja ke dalam hutan tanpa mempedulikan Pi yang sekarat terdampar di pasir. Namun demikian Pi selalu merasa karena Harimau Bengal itulah dia berjuang hidup. Benarlah kata ayahnya, bahwa harimau itu hewan. Hewan tetaplah hewan, bukan teman bermain.

Yah, dalam keterombang-ambingannya itu Pi percaya pada Tuhan. Sebelumnya ia pernah beragama Hindu, kemudian mengenal Kristen dan Islam. Ia memeluk agama tiga sekaligus! Dan ayahnya mempertanyakan itu. Kau tidak bisa mempercayai kebenaran beberapa sekaligus! Ia mantap beragama Kristen.

Endingnya biasa aja. Kisah-kisah itu ia ceritakan pada seseorang yang ingin menuliskan kisahnya hidup. Pengalaman-pengalaman terombang-ambing hingga ia selamat. Tuhan akan selalu hadir di mana pun kau berada. Bukankah Ia sungguh dekat. Lebih dekat dari urat lehermu!

Jakal KM 14 Yogyakarta, 23 Mei 2013

7/10

0 komentar:

Posting Komentar